SELAMAT HARI IBU BUAT (CALON) IBU MERTUA KU

19.23 Unknown 0 Comments


Hallo Guys, Sebai Dee Mai?
Sejak pagi tadi saya tengok kat medsos belambak ucapan selamat hari ibu. Rupanya di Indonesia hari ibu hari ni ye, 22 Desember 2015. Maklum la, sejak tinggal kat Thailand ni tak berapa update sangat hari-hari spesial kat sana. Sebab kita pakai kalender Thailand la kan. Dimana langit dijunjung, disitu bumi dipijak, hehe. Tapi di Thailand pun ada hari-hari spesialnya, hari ibunya tanggal 12 Agustus kalau tak salah. Kalau salah berarti bukan hari ibu la tu, hihihi.
Well, sebenarnya saya tak ada ide nak buat tulisan ni. Tapi tadi sebab tengok hari ni hari ibu kat Indonesia, langsung je muncul ide-ide kat kepala ni. Ni lah yang nak saya luahkan. Tulisan kali ni saya kasi judul lain siket, yelakan… ucapkan selamat hari ibu kepada ibu sendiri rasanya terlalu mainstream, sebab korang semua pasti ada yang cakap “hari ibu tu tiap-tiap hari la” atau “tak payah la nak rayakan hari ibu, hari ibu tu bukan hari ni je” atau pun yang semacam tu.
Kali ni saya buat tulisan tentang hari ibu untuk (calon) ibu mertua. Jangan lupa baca yang dalam kurung tu, CALON, hehe. Kenapa pulak (calon) ibu mertua? Iyela… sebab saya belum nikah lagi. Kalau dah nikah tak payah la buat tulisan ni, direct je cakap, “happy mother’s day, mom-in law” (mak mertua bisa Bahasa Inggris, haha). Tapi tulisan ni saya buat cuma nak berkongsi pandangan je tentang sosok seorang ibu, tak kira la ibu kandung atau pun ibu mertua. So, jom teruskan membaca.
Bab 1. Hari Ibu
Sebenarnya kalau kita kritis, kenapa ibu ni dibuatkan satu hari yang dinamakan hari ibu atau mother’s day. Nak jawab pertanyaan ni bukan la bidang saya, tapi kalau kita baca dibeberapa literature menyebutkan bahwa hari ibu ni diperingati untuk menunjukkan kecintaan dan rasa terima kasih kepada kaum ibu atas perannya di lingkungan keluarga dan lingkungan sosial.
Jom kita analisa siket; pertama, peran ibu di lingkungan keluarga. Tak payah jauh-jauh nak tengok benda ni, coba tengok ibu, mak, mama, umi, atau apalah yang korang panggil, dalam lingkungan keluarga korang. Dapat dipastikan bahwa peran ibu ni tak dapat dihilangkan. Mulai dari mengurus anak, suami, dan pekerjaan rumah tangga lainnya, hampir semuanya dilakukan oleh ibu.
Memang la istri ni (baca: ibu) pekerjaannya dirumah. Sebab tu ibu adalah kepala rumah tangga, dan ayah kepala keluarga. So, bagi kita yang masih ada ibu, hari ni dibuat lebih kurang nak menyadarkan kita tentang peran dan cinta seorang ibu terhadap keluarganya. Memang betol, hari ibu ni bukan hari ni je, bahkan tiap-tiap hari tu hari ibu. Moment ni cuma nak mengingatkan kita je, sebab kita ni kadang sibok sangat sampai benda-benda yang tiap-tiap hari kita rasakan pun terasa macam biasa je. Jadi, janganlah bodoh sangat nak katakan hari ibu ni tak ada makna, sikapi je dengan sikap yang cerdas dan elegan, okay?
Point kedua, peran ibu di lingkungan sosial. Selain mengurus keluarga, kaum ibu jugak berperan di lingkungan sosial. Coba tengok wirid ibu-ibu dan arisan, tu peran sosial la tu. Walaupun wirid dan arisan ni 80% nya berisi gossip dan sisanya pamer perhiasan, haha. Tapi itulah cara mereka bersosial, menghidupkan sendi-sendi kemasyarakatan.
Ada pulak lagi yang berkecimpung di bidang politik, jadi anggota dewan, atau di pemerintahan, guru maupun pengusaha. Itu semua adalah kontribusi kaum ibu untuk menyeimbangkan kehidupan masyarakat. So, bagi korang yang punya ibu yang jadi guru, pengusaha, dan sebagainya, kasi support, dukungan dan sokongan, biar ibu-ibu ni tambah semangat. Syukur-syukur bagi korang yang perempuan bisa menjadikan ibu sebagai teladan masa depan, selain berperan di keluarga juga bisa berperan sosial di masyarakat.
Jadi lebih kurang macam tu la kenapa hari ibu ni ada, untuk mengingatkan kita tentang cinta dan peran mereka dalam keluarga dan lingkungan sosial. Tapi kalau korang nak tahu sejarah hari ibu ni lebih dalam, korang boleh search kat internet atau pun pegi tanya budak-budak jurusan sejarah, hehe.
Bab 2. Berbakti kepada Ibu
Dalam bab ni saya gunakan pendekatan agama. Sebab pendekatan agama ni terasa lebih sempurna. Banyak ayat dan hadits yang cakap tentang ibu, tapi saya nak ketengahkan 1 hadits yang dah familiar kita dengar. Jom simak!
Dari Abu Hurairah radhiyallaahu ‘anhu, beliau berkata, “seseorang datang kepada Rasulullah dan bertanya, ‘wahai Rasulullah, kepada siapakah aku harus berbakti pertama kali?’ nabi menjawab, ‘ibumu!’ dan orang tersebut kembali bertanya, ‘kemudian siapa lagi?’ nabi menjawab, ‘ibumu!’ orang tersebut bertanya kembali, ‘kemudian siapa lagi?’ beliau menjawab, ‘ibumu.’ orang tersebut bertanya kembali, ‘kemudian siapa lagi,’ nabi pun menjawab, ‘kemudian ayahmu.’” (Hr. Bukhari no. 5971 dan Muslim no. 2548)
Okay, jom kita tengok hadits ni. Hadits ni cakap bahwa berbakti kepada orang tua tu ada pembagian porsi antara berbakti kepada ibu dan kepada ayah. Pertama, Rasul cakap porsi ibu 3 kali sedangkan ayah 1 kali. Kita hitung mathematic siket ye. Porsi ibu 3 + porsi ayah 1. Sebagai anak yang baik, kita mesti berbakti 100% la kan. So kalau begitu, porsi ibu ¾ atau 75%, sedangkan porsi ayah ¼ atau 25% dari bakti kita kepada orang tua. Tapi sebenarnya bukan macam tu, walaupun ayah ni ¼ je tapi bakti kita mesti 100%. Begitu juga kepada ibu, ¾ tu menunjukkan bahwa sedemikian besarlah hak ibu mendapatkan bakti dari anaknya. Ada paham? Hehe.
Cakap pasal bakti ni rasanya masing-masing kita dah paham la ye. Kalau kita mahasiswa/i, masa cuti kuliah tu baleklah tengok ibu kat kampung. Jangan cakap tak ada kegiatan di kampong lepas tu tak nak balek, tu ada ibu mu yang rindukan anaknya. mu mungkin tak tahu macam mana rindunya ibu tunggu anak balek. Tapi nanti kalau mu dah ada anak baru la tahu. Tolong la ibu korang, tunjukkan kalau korang yang bersekolah tinggi ni semakin paham macam mana berbakti kepada orang tua. Bukan sebaliknya, makin tinggi sekolah, makin tak tahu nak hargai perjuangan orang tua.
Kadang sedih tengok sebagian budak2 yang sanggup habiskan masa cutinya bersama kawan-kawan tanpa teringin nak tengok ibu kat kampung. Nanti dah tak ada yang nak ditengok baru menyesal. So, kalau dah cuti tu dan tak ada halangan, baleklah.
Kalau kita dah bekerja pulak, bantulah ekonomi orang tua apalagi kalau masih single, (macam sindir aku je, hehe). Kadang ibu ni tak minta duit secara langsung, tapi mu kena pahamlah. Saya salut sama kawan-kawan yang kadang mendedikasikan gaji pertamanya buat orang tua. Sebagai bentuk rasa syukur kepada orang tua yang telah mengantarkan ke depan pintu gerbang kesuksesan. Kalau pasal gaji ni elok korang tanya kawan-kawan saya Ella Ledda Rista Ully Astika Wella Sartika Indri Annisa Fitri Ref diorang ni memang expert dalam mengolah gaji buat orang tua dan keluarga, hehe. Kalau mu dari keluarga kaya pulak, boleh berbakti dengan cara lain; membantu pekerjaan rumah, menjaga adik, dll.
Dan buat korang yang ibunya sudah wafat, boleh jugak berbakti; do’akan beliau, berbuat baik kepada ahli keluarganya, kawan-kawannya, dan masih banyak lagi. Ikut pandai-pandai korang la, korang kan dah besar.
Kalau kita dah nikah, pun masih bisa berbakti kepada ibu. Ingat benda ni “istri itu milik suaminya, sedangkan suaminya milik ibunya.” Jangan tebalik pulak, dah nikah takut bini, tak gentle la weyy. Buat korang yang perempuan, saya nak bagi tahu ni, lepas nikah nanti ta’at mu berpindah kepada suami, suami nomor satu. Tapi jangan gagal paham pulak. Bakti kepada orang tua terutama ibu, tetap. Ni mentang-mentang dah nikah, dah tak peduli lagi dengan orang tua sebab menganggap bakti kepada suami lebih utama. Bukan macam tu, suami yang baik pasti akan mendorong istrinya untuk tetap berbakti kepada kedua orang tuanya (harap-harap aku macam tu la besok, hehe).
Kalau kita yang nak menikah pulak (nikah lagi, hihi). Dengarkan ni, adakalanya seorang ibu tak memberikan restu ketika kita akan menikah. Sebab apa? Tak lain dan tak bukan sebab dia inginkan yang terbaik untuk anaknya. Ibu ni kadang suka tahu apa yang baik dan apa yang tak baik buat kita. Yelakan… secara dia yang urus kita semenjak tapak kaki ni seukuran 2 jari tangan lagi. Mestilah dia tahu kan.
Ibu kita mungkin tak sekolah tinggi macam kita. So, kalau nak mintak restu tu jangan kedepankan argumentasi, bicaralah dari hati ke hati (macam berpengalaman je aku ni kan, hehe). Kalau pada akhirnya ibu tak kasi restu dan alasannya syar’i, ta’atlah. Karena suatu saat ketika engkau jatuh sakit, menjadi miskin ataupun mendapatkan cobaan yang berat, pasanganmu bisa saja meninggalkanmu. Tetapi tidak dengan ibumu, beliau akan tetap bersamamu dan mencintaimu. Sebab di dunia ini ada mantan istri dan mantan suami, tetapi tak kan pernah ada mantan anak. (sedih la… hiks hiks hiks).
Bakti kepada ibu ni banyak lagi kalau nak kita jelaskan. Nanti mu boleh baca kisah-kisah para sahabat macam mana bakti mereka kepada ibunya. Macam-macam benda yang diorang buat. So, kalau mu rasa dah berbakti betol, moment ni lah saat yang tepat untuk menengok kembali, barangkali selama ni yang kita anggap bakti rupanya tak lain adalah keterpaksaan kita akan tanggung jawab terhadap mereka. (nak lap air mata kejab, hehe)
Bab 3. Untuk (Calon) Ibu Mertua Ku
Bab ni entah apa ntah saya nak tulis, tapi rasanya inilah inti tulisan saya kali ni. Korang tahu kan, bila kita menikah, selain dapat istri atau suami, kita dapat 2 orang tua lagi. Dapat ibu mertua dan bapak mertua. Dulu sebelum nikah orang tua kita 2 orang je, lepas nikah jadi 4. Inilah keseronokan menikah, dapat bonus, hehe.
Ibu mertua ni adalah ibu kita jugak, sebab kita nikah dengan anaknya. So, mestilah kita buat macam ibu kandung sendiri. Pernah tak korang pikirkan, macam mana perasaan ibu mertua tu waktu nak lepaskan anaknya kepada kita? Kalau anak tu perempuan, pasti dia khawatir. Boleh tak anak dia nanti dapatkan kebahagiaan bersama suaminya. So, kalau korang dah nikah, bagi istri, hubungi ibu. Bagi tahu macam mana kabar, tanyakan kabarnya, kirimkan dia hadiah, atau buat surprise. Bagi suami pulak, ingatkan istri untuk tetap berbakti kepada ibunya. Sebab ni ciri-ciri suami yang baik. So nanti kalau korang perempuan nak cari suami. Tanyakan tentang pandangan si do’i terhadap ibu. (ini saran saya je, hehe).
Pada bab ni jugak saya nak kasi pesan kat (calon) ibu mertua (ada FB ke calon mak mertua aku ni, hehe. Lantaklah, kalau dia tak baca, anak dia mungkin baca kan, wkwkwk). Jika nanti ada konflik antara menantu dan anak kita, ibu mertua jadilah pembela pihak menantu. Jangan terbalik pulak. Sebab sekarang ni jika masalah rumah tangga dibawak ke mertua, semakin menjadi parah. So, mertua mesti menjadi pembela menantu di depan anaknya. Begitu juga sebaliknya.
Kalau sekarang ada judul lagu jodoh dunia akhirat, kali ni saya nak buat pulak ibu mertua dunia akhirat, hehe. Ibu mertua ni sebagai ladang amal untuk kita berbakti. Dan saya jugak nak ucapkan, selamat menyambut hari ibu buat (calon) ibu mertua saya, “selamat menyambut hari ibu mak cik (sekarang panggil mak cik je dulu, hehe). Ibu mertua dunia akhirat, namamu rahasia tapi kau ada di masa depan kuuuuu… ah sudah, menyanyi pulak jadinya, haha.
Bab 4. Sudikah Engkau menjadi Ibu dari Anak-Anak Ku Kelak?
Wuaaaa… bab ni paling suka kan. Nulis bagian ni tak tentu arah jadinya, hkhkhk. Rileks, rileks… bawa betenang. Ada yang boleh kasi tahu saya apa makna dari judul bab 4 ni? Betol, tak salah lagi… maknanya adalah, jika nanti mencari pasangan hidup, jangan mencari istri je, tapi carilah ibu dari anak-anak mu kelak (amboiii… macam iye pulak ye, hehe).
Apa sebab cari ibu dari anak-anak kita nanti? Sebab ibu yang baik adalah hak anak. Ibu yang baik InshaAllah akan mendidik anak-anak kita nanti dengan baik pula. Cobalah tengok tokoh-tokoh besar agama ini, Semacam Imam Syafi’i, Imam Malik, Umar Bin Abdul Aziz, dan lain sebagainya. Coba tengok dan pelajari bagaimana ibu mereka mendidik anaknya sampai menjadi orang-orang yang luar biasa.
Tapi kita mesti ingat jugak, calon istri kita ni adalah wanita akhir zaman dan kita pun lelaki akhir zaman, artinya jangan mencari yang sempurna, tapi kalau ada yang mau dibawa menuju kesempurnaan, angkat.
Jadi kalau ada dah nampak yang kira-kira elok menjadi ibu bagi anak-anak korang nanti, jangan tunggu lama-lama (macam cakap untuk aku je ni, hehe). Sebab wanita sekarang tak macam wanita dulu. Ilmu mendidik anak wanita sekarang mungkin kalah dengan wanita dulu. Wanita dulu dah biasa mengasuh adik kalau ibunya tak ada (maklum, dulu anak banyak, hehe). Kalau wanita sekarang? mu jawab sorang la ye, hihihi.
Well, rasanya cukup sampai disini dulu tulisan saya kali ni, sorry la kalau panjang sangat. Bersempena hari ibu ni saya nak ucapkan selamat menyambut hari ibu buat semua kaum ibu di Indonesia, semoga ibu-ibu di Indonesia semakin cerdas dan sejahtera. Sebab cerdasnya seorang ibu dapat melahirkan anak-anak yang cerdas pula yang berguna bagi agama, bangsa dan negara. Tapi kalau ibunya cuma cantik je, nak melahirkan apa? Anak yang cantik, memang boleh… tapi apakah berguna bagi agama, bangsa dan negara, belum tentu neng… so, menjadi ibu di masa depan tak cukup dengan cantik je, mu mesti cerdas jugak girl (kode, wkwk).
Dan spesial ucapan saya buat mak saya (saya tak panggil ibu, geli la… haha). Saya mungkin tak kasi hadiah, tak buat surprise, tak kasi kue. Tapi kalau tulisan ni ada kebaikan dan pahala di dalamnya, semua itu saya dedikasikan buat mak saya, (nangis lagi, hiks hiks hiks). Semoga mak diampuni dosa-dosanya, dipanjangkan umurnya, disehatkan badannya, dan diluaskan rezekinya, serta dipertemukan nanti disurga, aamiin allahumma aamiin.
Okay lah kalau macam tu, malu la ditengok orang nangis, hehe. Semoga tulisan ni bermanfaat bagi kita semua. Kalau ada yang baik boleh dijadikan pelajaran dan kalau ada yang tak baik boleh bagi tahu saya. InshaAllah jadi ilmu baru buat kita semua.
Wallahu ‘alam
22 Desember 2015
Songkhla, Thailand
Anak Mak,
Yopie andesman

0 komentar: